CALIFORNIA - Sebuah penelitian baru mengungkapkan tidur dan bermimpi dapat membantu menghilangkan kenangan yang menyakitkan, setidaknya bisa bertahan dan menangani kenangan buruk tersebut.
Peneliti dari University of California di Berkeley (UCB) menegaskan mimpi adalah sebuah perangkat otak manusia yang bisa digunakan untuk menangani masalah atau kenangan buruk menjadi lebih mudah dan bisa ditangani dengan baik. Proses ini terjadi selama Rapid Eye Novement (REM) yakni tahap tidur normal yang ditandai oleh gerakan mata secara acak saat bermimpi.
Seperti dikutip Softpedia, Jumat (25/11/2011), hal penting yang terjadi selama proses itu adalah pengolahan emosi dan pengalaman yang terjadi sepanjang hari. Ini meliputi kenangan yang sulit dilupakan. Meskipun kenangan-kenangan ini tidak terhapus secara mutlak, namun setidaknya mulai berkurang dan merasa lebih tenang ketika seseorang bangun dari tidurnya.
Menurut para ahli, selama proses REM berlangsung dan bermimpi, secara kimia respon terhadap pikiran yang membuat stres dimatikan untuk sementara waktu. Ketika ini terjadi, mekanisme yang berbeda akan mengambil alih dan dapat mengatasi pengalaman negatif.
Peneliti menemukan dua perspektif utama dari hasil penelitian ini, pertama memberikan wawasan baru pada kondisi gangguang stres pasca trauma dan kedua digunakan untuk mencari tahu mengakapa seseorang selalu bermimpi. Hasil ini telah dipublikasikan Jurnal Current Biology edisi 23 November, oleh Matthew Walker, prfesor psikologi dan neurologi UCB.
"Tahap bermimpi ketika tidur, berdasarkan komposisi neurokimia yang unik harus memberikan kita sebuah terapi dalam waktu semalam. Ini seperti menggunakan penenang yang ditujukan untuk menghilangkan kenangan buruk dari pengalaman emosional di hari sebelumnya," jelas peneliti.
Mungkin dalam kasus penderita gangguan stres pasca trauma, cara yang telah dijabarkan di atas dapat membantu mereka untuk menghilangkan kenangan buruknya dan memulihkan keadaan mereka menjadi normal kembali. (dgs)
0 komentar:
Posting Komentar