Selasa, 29 Mei 2012

Ber-SMS Ketika Tidur Picu Stres

| |

Ilustrasi. Corbis.

SELAMA tidur, banyak di antara kita bermimpi. Beberapa mendengkur. Dan makin banyak lagi mengirimkan pesan singkat (SMS). 

Di Amerika Serikat (AS), kebiasaan mengirimkan SMS ketika tidur baru-baru ini menjadi fenomena yang layak mendapat perhatian para mahasiswa dan kalangan profesional. Fenomena ini, setara dengan sindrom tidur sambil berjalan dan mimpi buruk yang biasa dialami seseorang ketika tidur.

Dalam laporan awal Desember 2011 lalu, The Lantern di Ohio State University menjelaskan, "Fenomena mengirim SMS ketika tidur adalah ketika seseorang merespons atau mengirim pesan teks di tengah-tengah tidur mereka. Kebanyakan orang yang melakukan ini biasanya tidak ingat melakukannya, dan hal itu biasanya tidak masuk akal."

Sebagai contoh, salah satu mahasiswa tingkat akhir di University of Georgia mengatakan kepada surat kabar mahasiswa The Red&Black, "Aku pernah melakukannya beberapa kali sebelumnya. Suatu waktu, saya tidak sadar memesan pizza." Demikian seperti dilansir USA College Today, Senin (16/1/2012).

Salah satu kemungkinan fenomena ini adalah menjangkitnya penggunaan gadget canggih di kalangan anak muda. Meringkuk di tempat tidur dengan telepon seluler (ponsel) pun kini dianggap lumrah, seperti halnya bermain Angry Birds sebelum masuk kelas.

The Chronicle of Higher Education, pada November lalu melaporkan, banyak orang, terutama dewasa muda, merasakan keterikatan pada ponsel mereka. "Tidak hanya itu, mereka juga melihat perangkat elektroniknya sebagai jalur kehidupan sosial yang tidak bisa mereka lepaskan. Bahkan ketika kecemasan akibat ponsel terus membuat mereka terjaga di malam hari," tulisnya.

Scott W. Campbell, seorang profesor studi komunikasi di University of Michigan di Ann Arbor mengatakan, siswa merasa melekat pada ponsel mereka sampai-sampai mereka tidak bisa memberikan ponsel itu jika seseorang memintanya. 

Mengirim SMS ketika tidur bisa dikatakan sebagai salah satu cabang unik dari keterikatan ekstrim terhadap ponsel. Fenomena ini berpotensi meningkatkan stres, sulit tidur, dan bahkan depresi.

Intinya, kata seorang profesor psikologi dan ahli tidur kepada The Daily Planet, orang seharusnya tidak menyimpan perangkat elektronik mereka di kamar tidur, di samping mereka.

"Ini tidak harus terjadi. Ketika tidur, Anda seharusnya tidak dapat diakses. Anda harus menghargai diri sendir ketika tidur dan menyimpan gadget ini keluar dari ruangan, atau setidaknya dimatikan," jelas dia.

Nah, bagaimana denganmu? (dgs)

0 komentar:

go-top

Posting Komentar

Selasa, 29 Mei 2012

Ber-SMS Ketika Tidur Picu Stres

Diposting oleh Irmala Sita di 13.01
Ilustrasi. Corbis.

SELAMA tidur, banyak di antara kita bermimpi. Beberapa mendengkur. Dan makin banyak lagi mengirimkan pesan singkat (SMS). 

Di Amerika Serikat (AS), kebiasaan mengirimkan SMS ketika tidur baru-baru ini menjadi fenomena yang layak mendapat perhatian para mahasiswa dan kalangan profesional. Fenomena ini, setara dengan sindrom tidur sambil berjalan dan mimpi buruk yang biasa dialami seseorang ketika tidur.

Dalam laporan awal Desember 2011 lalu, The Lantern di Ohio State University menjelaskan, "Fenomena mengirim SMS ketika tidur adalah ketika seseorang merespons atau mengirim pesan teks di tengah-tengah tidur mereka. Kebanyakan orang yang melakukan ini biasanya tidak ingat melakukannya, dan hal itu biasanya tidak masuk akal."

Sebagai contoh, salah satu mahasiswa tingkat akhir di University of Georgia mengatakan kepada surat kabar mahasiswa The Red&Black, "Aku pernah melakukannya beberapa kali sebelumnya. Suatu waktu, saya tidak sadar memesan pizza." Demikian seperti dilansir USA College Today, Senin (16/1/2012).

Salah satu kemungkinan fenomena ini adalah menjangkitnya penggunaan gadget canggih di kalangan anak muda. Meringkuk di tempat tidur dengan telepon seluler (ponsel) pun kini dianggap lumrah, seperti halnya bermain Angry Birds sebelum masuk kelas.

The Chronicle of Higher Education, pada November lalu melaporkan, banyak orang, terutama dewasa muda, merasakan keterikatan pada ponsel mereka. "Tidak hanya itu, mereka juga melihat perangkat elektroniknya sebagai jalur kehidupan sosial yang tidak bisa mereka lepaskan. Bahkan ketika kecemasan akibat ponsel terus membuat mereka terjaga di malam hari," tulisnya.

Scott W. Campbell, seorang profesor studi komunikasi di University of Michigan di Ann Arbor mengatakan, siswa merasa melekat pada ponsel mereka sampai-sampai mereka tidak bisa memberikan ponsel itu jika seseorang memintanya. 

Mengirim SMS ketika tidur bisa dikatakan sebagai salah satu cabang unik dari keterikatan ekstrim terhadap ponsel. Fenomena ini berpotensi meningkatkan stres, sulit tidur, dan bahkan depresi.

Intinya, kata seorang profesor psikologi dan ahli tidur kepada The Daily Planet, orang seharusnya tidak menyimpan perangkat elektronik mereka di kamar tidur, di samping mereka.

"Ini tidak harus terjadi. Ketika tidur, Anda seharusnya tidak dapat diakses. Anda harus menghargai diri sendir ketika tidur dan menyimpan gadget ini keluar dari ruangan, atau setidaknya dimatikan," jelas dia.

Nah, bagaimana denganmu? (dgs)

0 komentar on "Ber-SMS Ketika Tidur Picu Stres"

Posting Komentar

Arsip Blog

About Me

Followers

Labels

Chat

Cbox
irmala
hosted by Cbox.ws

Banyak Pengunjung

My Playlist

from where you came?

Pages

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.
 
 

SHARING WITH ME | Diseñado por: Compartidísimo
Con imágenes de: Scrappingmar©

 
top